Jengkol atau jering adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara. Jengkol termasuk suku polong-polongan. Buahnya berupa
polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk spiral,
berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna coklat mengilap.
Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap pada urin setelah diolah
dan diproses oleh pencernaan,
terutama bila dimakan segar sebagai lalap.
Jengkol diketahui dapat mencegah diabetes dan bersifat diuretik dan baik
untuk kesehatan jantung.
Tanaman jengkol diperkirakan juga mempunyai kemampuan menyerap air tanah yang tinggi
sehingga bermanfaat dalam konservasi air di suatu tempat.
Biji jengkol dapat dimakan segar ataupun diolah. Olahan
paling umum adalah disemur,
dan dikenal oleh orang Sunda sebagai ati
maung atau "hati macan". Jengkol dapat pula digoreng, dengan
atau tanpa balado,
atau digulai. Setelah diolah,
jengkol akan mengeluarkan aroma khasnya yang bagi sebagian orang dianggap dapat
menggugah selera dan memiliki cita rasa yang khas; sedikit kelat dengan tekstur
agak liat. Efek negatif bau sebenarnya dapat dikurangi dengan
perendaman atau perebusan.
Bahan :
√ 500 gram jengkol, direndam dalam air dingin 3 hari (ganti
airnya setiap hari),
direbus di dalam air panas 15 menit, tiriskan, memarkan
√ 6 butir bawang merah, diiris halus
√ 2 cm lengkuas, dimemarkan
√ 4 lembar daun salam
√ 3 batang serai, dimemarkan
√ 10 sendok makan kecap manis bango
√ 1/2 sendok teh garam
√ 1/4 sendok teh merica bubuk
√ 2 sendok teh pala bubuk
√ 800 ml air
√ 2 sendok makan minyak untuk menumis
Bumbu Halus:
√ 6 butir bawang merah
√ 3 siung bawang putih
√ 5 buah cabai merah keriting
Cara membuat:
Tumis bumbu halus bersama bawang merah iris, lengkuas, daun
salam, dan serai sampai harum.
Masukkan jengkol. Aduk rata.
Tambahkan Kecap Manis Bango, garam, merica, dan pala bubuk.
Aduk sampai jengkol terbalut kecap.
Tuang air sedikit demi sedikit. Biarkan sampai mengering.
Untuk 8 porsi
Lihat Resep Kuliner Khas Betawi Lainnya :
0 komentar:
Post a Comment