Dawet Ayu adalah minuman khas dari Banjarnegara. Dawet Ayu
mudah ditemukan di pasar-pasar tradisioanl. Es Dawet Ayu Asli Khas Banjarnegara
lezat serta segar dan sangat cocok diminum pada cuaca panas, es dawet dapat
diminum panas atau pun dingin dengan menambahkan es batu. Rasanya yang segar,
inilah keistimewaan serta keunikan minuman tradisional khas Banjarnegara yang
satu ini.
Asal usul nama Dawet Ayu terdapat beberapa versi,
diantaranya:
Versi I
Ketua Dewan Kesenian Banjarnegara Tjundaroso mengatakan,
dawet Banjarnegara menjadi terkenal awalnya dari lagu yang diciptakan seniman
Banjarnegara bernama Bono berjudul ”Dawet Ayu Banjarnegara”. Pada tahun
1980-an, lagu dipopulerkan kembali oleh Grup Seni Calung dan Lawak Banyumas
Peang Penjol yang terkenal di Karesidenan Banyumas pada era 1970-1980-an. Sejak
itu kebanyakan orang di Karesiden Banyumas mengenal dawet Banjarnegara dengan
julukan dawet ayu. Lirik lagunya sederhana, tetapi mengena. Lagu bercerita
tentang seorang adik yang bertanya kepada kakaknya mau piknik ke mana? Jangan
lupa beli dawet Banjarnegara yang segar, dingin, dan manis.
Versi II
Ada cerita lain lagi soal kemunculan nama dawet ayu. Ahmad
Tohari mengatakan, berdasarkan cerita tutur turun-temurun, ada sebuah keluarga
yang berjualan dawet sejak awal adab ke-20. Generasi ketiga pedagang itu
terkenal karena cantik. Maka, dawet yang dijual pun disebut orang sebagai dawet
ayu.
Versi Ketiga III
Keterangan Tohari sejalan dengan keterangan tokoh masyarakat
Banyumas, Kiai Haji Khatibul Umam Wiranu. Menurut Wiranu, nama dawet ayu muncul
dari pedagang yang bernama Munardjo. Istrinya cantik sehingga
dawetnya disebut dawet ayu. Mereka sudah meninggal pada tahun 1960-an.
Perbedaan dawet ayu dengan es dawet ayu dengan es dawet jepara adalah;
Jika Es Dawet Jepara menggunakan
sagu aren, maka sedikit berbeda dengan Es Dawet Ayu khas Banjarnegara yang
menggunakan tepung beras dan tepung beras ketan.
DAWET AYU
Bahan :
√ 1 bks tepung hunkwe (Sagu Aren)
√ 600 ml air
√ 2 lembar pandan untuk pewangi santan
√ 100 ml air daun pandan suji
√ 1/2 sdt garam
√ 500 gr gula merah, iris-iris
√ 700 ml air untuk cendol
√ es batu secukupknya
Peralatan :
√ Cetakan Cendol atau Saringan berlubang besar (atau bisa buat sendiri dengan
dilubangi paku)
√ Baskom
√ Sendok Kayu untuk mengaduk adonan
Bahan Gula Merah :
√ 500 gr Gula Merah atau Gula Aren di - iris dan direbus (jika kurang manis bisa ditambah Gula Pasir)
Santan :
√ 1000 ml santan
√ 1/2 sdt garam
√ 2 lbr daun pandan
Cara Membuat :
Campur tepung hunkwe, air daun pandan suji, dan garam, aduk
rata sampai tepung hunkwe larut.
Masak campuran tepung sambil terus diaduk sampai adonan
menggumpal dan matang.
Siapkan air es dalam baskom dan cetakan cendol. Tuang
sedikit-sedikit adonan cendol, tekan-tekan sampai cendol keluar ke dalam
baskom. Lakukan sampai adonan habis.
Rebus gula merah dan air sampai gula larut, angkat dan
saring. Sisihkan.
Rebus santan, garam, dan daun pandan dengan api kecil sambil
terus diaduk sampai mendidih. Angkat dan dinginkan.
Tuang air rebusan gula merah dalam gelas secukupnya, beri
cendol, santan, dan es batu, sajikan.
Lihat Juga Kuliner Lainnya Khas Jawa Tengah :
- Resep Tempe Mendoan Khas Banyumas
- Resep Wingko Babat Khas Semarang
- Resep Tahu Gimbal Khas Semarang
- Resep Gudangan Khas Klaten
- Resep Tongseng Khas Solo
- Resep Garang Asem Khas Kudus
- Resep Bandeng Presto Khas Semarang
- Resep Onde-Onde Khas Mojokerto
- Resep Onde-Onde Ketawa Khas Mojokerto
- Resep Bakpia Khas Yogyakarta
- Resep Telur Pindang Khas Yogyakarta
- Resep Sambal Goreng Krecek Khas Yogyakarta
- Resep Gudeg Khas Yogyakarta
- Resep Nasi Pindang Khas Kudus