Kuliner Nusantara

Showing posts with label Kuliner Khas Sumatera Barat. Show all posts
Showing posts with label Kuliner Khas Sumatera Barat. Show all posts
Soto Padang adalah hidangan berkuah kaldu sapi dengan bahan irisan daging sapi yang sudah digoreng kering, bihun (mie dari tepung beras), ditambah perkedel kentang dan dihidangkan panas-panas. Selain di Kota PadangSumatera Barat, hidangan Soto Padang juga mudah ditemukan di berbagai restoran Padang di penjuru dunia. Soto padang yang terkenal adalah soto padang mangkuto.

Perlu diketahui buat yang baru mau mencoba bikin soto padang, Sumatera Barat bahwa bahan masakannya adalah daging sapi, jadi kalau ada anggota keluarga yang tidak suka ya berikan alternatif lain.


SOTO PADANG MANGKUTO KHAS MINANG

Bahan :
  √  Daging has luar sapi  250 g
  √  Garam 2 sdt 
  √  1 liter air

Bumbu dihaluskan :
  √  6 butir bawang merah
  √  3 siung bawang putih
  √  2 buah cabai merah
  √  1 butir kapulaga, kupas
  √  2 sdm minyak sayur
  √  2 lembar daun jeruk
  √  1 batang serai, memarkan
  √  1 batang daun bawang, iris kasar
  √  1 cm jahe
  √  2 sdt garam
  √  ½ cm kunyit
  √  merica butiran ½ sdt

Bahan Pelengkap Soto :
  √  Perkedel kentang
  √  Kerupuk merah
  √  Sambal rawit merah
  √  2 butir telur rebus, kupas, potong-potong
  √  75 g suun, seduh air panas hingga lunak, tiriskan
  √  1 batang seledri, iris halus
  √  2 sdm bawang merah goreng

Cara Membuat Soto Padang Mangkuto :
Rebus daging sapi bersama garam hingga lunak. Tiriskan daging.
Iris melintang tipis, memarkan hingga agak pipih.
Sisihkan kaldunya sebanyak 1 liter
Goreng hingga kecokelatan dan kering. Tiriskan.
Suwir- suwir kecil. Sisihkan.
Tumis bumbu halus bersama daun jeruk, serai dan daun bawang hingga wangi.
Masukkan ke dalam kaldu. Didihkan dengan api kecil.

Penyajian :
Taruh suun, telur, perkedel dan daging dalam mangkuk saji.
Tuangi kaldu panas.
Taburi bawang merah, seledri dan kerupuk
Rendang atau randang adalah masakan daging bercita rasa pedas yang menggunakan campuran dari berbagai bumbu dan rempah-rempah. Masakan ini dihasilkan dari proses memasak yang dipanaskan berulang-ulang dengan santan kelapa. Proses memasaknya memakan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam) hingga kering dan berwarna hitam pekat. Dalam suhu ruangan, rendang dapat bertahan hingga berminggu-minggu. Rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan santannya belum mengering disebut kalio, berwarna coklat terang keemasan.
Rendang dapat ditemukan di Rumah Makan Padang di seluruh dunia. Masakan ini populer di kalangan masyarakat Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara, seperti MalaysiaSingapuraBruneiFilipina, dan Thailand. Di daerah asalnya, Minangkabau, rendang disajikan dalam berbagai upacara adat dan perhelatan istimewa. Meskipun rendang merupakan masakan tradisional Minangkabau secara umum, masing-masing daerah di Minangkabau memiliki teknik memasak dan penggunaan bumbu yang berbeda.
Pada tahun 2011, rendang dinobatkan sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar World's 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN International.
Asal-usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatera, khususnya Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya; mulai dari Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera dan Semenanjung Malaya.
Sejarawan Universitas AndalasProf. Dr. Gusti Asnan menduga, rendang telah menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang Minang mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16. “Karena perjalanan melewati sungai dan memakan waktu lama, rendang mungkin menjadi pilihan tepat saat itu sebagai bekal.”Hal ini karena rendang kering sangat awet, tahan disimpan hingga berbulan lamanya, sehingga tepat dijadikan bekal kala merantau atau dalam perjalanan niaga.
Rendang juga disebut dalam kesusastraan Melayu klasik seperti Hikayat Amir Hamzah yang membuktikan bahwa rendang sudah dikenal dalam seni masakan Melayu sejak 1550-an (pertengahan abad ke-16).
Kelahiran rendang tak luput dari pengaruh beberapa negara, misalnya bumbu-bumbu dari India yang diperoleh melalui para pedagang Gujarat, India. Karena diaduk terus-menerus, rendang identik dengan warna hitam dan tidak memiliki kuah.
Rendang kian termahsyur dan tersebar luas jauh melampaui wilayah aslinya berkat budaya merantau suku Minangkabau. Orang Minang yang pergi merantau selain bekerja sebagai pegawai atau berniaga, banyak di antara mereka berwirausaha membuka Rumah Makan Padang di seantero Nusantara, bahkan meluas ke negara tetangga hingga Eropa dan Amerika. Rumah makan inilah yang memperkenalkan rendang serta hidangan Minangkabau lainnya secara meluas.
Rendang juga menjadi makanan yang disajikan khusus untuk hari raya Idul Adha. Banyaknya daging kurban membuat masyarakat Padang berlomba-lomba memasak rendang.
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat, yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu:
Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin Suku adat)
Karambia (kelapa), merupakan lambang "Cadiak Pandai" (kaum Intelektual)
Lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama
Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap perhelatan istimewa, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan.
Dalam tradisi Melayu, baik di RiauJambiMedan atau Semenanjung Malaya, rendang adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam kenduri khitananulang tahunpernikahanbarzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Qurban.
Keunikan rendang adalah penggunaan bumbu-bumbu alami, yang bersifat antiseptik dan membunuh bakteri patogen sehingga bersifat sebagai bahan pengawet alami. Bawang putih, bawang merah, jahe, dan lengkuas diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang kuat. Tidak mengherankan jika rendang dapat disimpan satu minggu hingga empat minggu.
Proses memasak rendang asli dapat menghabiskan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam), karena itulah memasak rendang memerlukan waktu dan kesabaran. Potongan daging dimasak bersama bumbu dan santan dalam panas api yang tepat, diaduk pelan-pelan hingga santan dan bumbu terserap daging. Setelah mendidih, apinya dikecilkan dan terus diaduk hingga santan mengental dan menjadi kering. Memasak rendang harus sabar dan telaten ditunggui, senantiasa dengan hati-hati dibolak-balik agar santan mengering dan bumbu terserap sempurna, tanpa menghanguskan atau menghancurkan daging. Proses memasak ini dikenal dalam seni kuliner modern dengan istilah 'karamelisasi'. Karena menggunakan banyak jenis bumbu, rendang dikenal memiliki citarasa yang kompleks dan unik.


RENDANG

Bahan :
  √  1 kg Daging Sapi Khas, potong sesuai selera
  √  1 liter Santan Kental
  √  1 liter Santan Encer
  √  2 batang Serai, memarkan
  √  4 lembar Daun Jeruk Purut
  √  2 lembar Daun Kunyit, ikat

Bumbu Halus :
  √  1 ons Cabai Merah Keriting
  √  20 siung Bawang Merah
  √  10 siung Bawang Putih
  √  5 buah Kemiri
  √  2 cm Jahe
  √  3 cm Laos
  √  Garam secukupnya

Cara Membuat :
Rebus santan encer bersama bumbu – bumbu yang telah dihaluskan bersama daun kunyit, batang serai, dan daun jeruk. sambil diaduk perlahan secara terus menerusagar tidak gosong hingga mendidih.
Masukkan daging yang telah dipotong-potong sebelumnya kemudian Aduk sesekali. Jika santan sudah mulai mengering tambahkan santan kental sedikit demi sedikit..
Masak dengan terus menerus diaduk hingga santan mengering dan mengeluarkan minyak. ada baiknya anda mengguunakan api kecil, hal ini bertujuan agar tidak cepat gosong.
Setelah matang, Rendang telah Siap untuk dihidangkan didalam piring saji.
Sate Padang adalah sebutan untuk tiga jenis varian sate di Sumatera Barat, yaitu Sate Padang, Sate Padang Panjang dan Sate Pariaman.
Sate Padang memakai bahan daging sapi, lidah, atau jerohan (jantung, usus, dan tetelan) dengan bumbu kuah kacang kental (mirip bubur) ditambah cabai yang banyak sehingga rasanya pedas.
Sate Padang Panjang dibedakan dengan kuah sate nya yang berwarna kuning sedangkan sate Pariaman kuahnya berwarna merah. Rasa kedua jenis sate ini juga berbeda. Sedangkan sate Padang mempunyai bermacam rasa perpaduan kedua jenis varian sate di atas.
Pada dasarnya membuat sate padang adalah daging segar dimasukkan dalam panci besar berisi air dan direbus dua kali agar lunak. Daging diiris-iris dan dilumuri dengan bumbu dan rempah-rempah. Sementara air rebusan digunakan sebagai kuah kaldu, bahan membuat kuah sate. Lalu kuah kaldu ini dicampur dengan berbagai macam bumbu rempah-rempah dan cabai yang telah dihaluskan. Seluruh bumbu kemudian dijadikan satu dan dimasak selama 15 menit. Rempah-rempah inilah yang membuat rasa kuah sate menjadi kaya rasa yang melimpah.
Sate sendiri hanya dibakar saat dipesan, menggunakan arang dari tempurung kelapa. Dimakan dalam keadaan hangat, biasanya ditambah dengan keripik balado khas Minang.





SATE PADANG

Bahan :
  √  Lidah Sapi (boleh juga jantung sapi) 1000 gr
  √  Garam 1 sendok teh
  √  Minyak goreng 4 sendok makan
  √  Serai 3 batang
  √  Daun jeruk 10 lembar
  √  1 potong asam kandis
  √  Tusuk Sate 20 pc
  √  Tepung Beras 50gram
  √  Tepung Kanji 1-2 sendok makan
  √  3000 ml air
  √  Bawang goreng ( untuk taburan)
  √  Ketupat

Bumbu halus :
  √ 1 sdm Cabe Giling
  √  5 cm Kunyit
  √  5 cm Jahe
  √  12 btr Bawang Merah
  √  6 siungBawang Putih
  √  3 cm Lengkuas
  √  1/2 sdm Bumbu Kari Bubuk
  √  2 sdt Garam

Cara membuat :
Rebus lidah/jantung bersama garam selama ± 90 menit sampai lunak, ukur kaldunya sebanyak 600 ml. Bila kurang, tambahkan air secukupnya, keluarkan lidah dan jantung dari kaldu, potong-potong 1 x 2 cm. Bisa juga agar lebih cepat di presto
Sebelum kita menumis  bumbu halus, Panaskan dulu minyak dalam wajan, setelah itu masukkan serai, daun jeruk dan asam kandis. Aduk sampai harum, angkat. Sisihkan 2/3 bagian bumbu, masukkan kembali ke dalam kaldu.
Campur sisa bumbu yang 1/3 bagian bersama lidah/jantung didalam wajan, jerangkan kembali di atas api, aduk sebentar sampai tercampur, angkat. Tusuk sekitar tiga sampai empat  potong lidah/jantung dalam sebuah tusuk sate. Lakukan berulang-ulang sampai daging yang sudah di potong dadu  sampai habis.
Larutkan tepung beras dan tepung kanji dengan air, sisihkan. Didihkan kaldu berbumbu, masukkan larutan campuran tepung beras-kanji perlahan-lahan ke dalamnya sambil diaduk-aduk sampai adonan licin dan tidak berbau tepung, angkat.
Panaskan pemanggang, bakar sate diatas bara (2-3 menit). Tarus sate diatas piring saji, siram dengan saus bumbu panas, taburi bawang goreng. Sajikan dengan ketupat.