Gudeg (bahasa Jawa gudheg)
adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat
dari nangka muda
yang dimasak dengan santan.
Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Gudeg biasa disajikan dengan nasi kukus putih, opor ayam atau ayam goreng , Telur pindang atau opor telur atau telur sekadar rebus, tahu dan atau tempe, disajikan dengan kuah santan kental (areh) dan sambel goreng krecek. Biasanya untuk mendapatkan rasa yang lebih enak, gudeg harus dimalamkan selama 1 malam.
Ada beberapa jenis Gudeg; kering, basah, gaya Yogyakarta,
gaya Solo dan gaya Jawa Timur.
Gudeg
yang paling umum berasal dari Yogyakarta, dan biasanya manis, kering dan
kemerahan dalam warna karena penambahan daun jati sebagai pewarna sementara gudeg solo lebih berair dan berwarna agak keputihan karena banyak penambahan santan dan juga daun jati umumnya tidak ditambahkan. Gudeg
Yogyakarta biasanya disebut "gudeg merah", sedangkan gudeg Solo juga
disebut "gudeg putih".
Gudeg Jawa Timur memiliki rasa lebih pedas dibandingkan dengan Gudeg Yogyakarta yang memiliki rasa manis manis.
Gudeg secara umum dikaitkan dengan kota Yogyakarta, dan oleh karena itu Yogyakarta dijuluki "Kota Gudeg". Pusat Gudeg di Yogyakarta berada di area Wijilan ke sisi timur Yogyakarta
Kraton (Istana Sultan).
Saat ini, warung dan restoran yang menyajikan gudeg dapat
ditemukan di seluruh kota di Indonesia, seperti Jabodetabek. Ini adalah
hidangan populer di restoran Jawa, dan dapat ditemukan di negara tetangga, seperti
Singapura, Malaysia, Philipina, dll.
Gudeg
Bahan :
√ Nangka muda secukupnya, kupas kulitnya lalu cacah kasar
isinya.
√ 5 butir telur rebus, buang kulitnya
√ 4-5 lembar daun jati muda (yang warnanya masih sedikit kemerahan)
√ 800 ml santan kelapa (1 butir kelapa)
√ 1/2 kg daging Ayam
√ 1 ruas lengkuas (biarkan utuh)
√ 3 lembar daun salam
√ 5 butir telur rebus, buang kulitnya
√ 4-5 lembar daun jati muda (yang warnanya masih sedikit kemerahan)
√ 800 ml santan kelapa (1 butir kelapa)
√ 1/2 kg daging Ayam
√ 1 ruas lengkuas (biarkan utuh)
√ 3 lembar daun salam
Bumbu :
√ 8 siung bawang merah
√ 5 siung bawang putih
√ 1 sdt ketumbar
√ 10 biji kemiri
√ Terasi secukupnya
√ 4 sdm gula merah halus
√ 1 sdt garam
√ 5 siung bawang putih
√ 1 sdt ketumbar
√ 10 biji kemiri
√ Terasi secukupnya
√ 4 sdm gula merah halus
√ 1 sdt garam
Areh :
√ 1 L santan kental
√ ½ L kaldu ayam
√ 3 cm lengkuas, memarkan
√ 1 lembar daun salam
√ 1 batang serai, memarkan
Bumbu areh, haluskan:
√ 50 g gula merah
√ 6 butir bawang merah
√ 3 siung bawang putih
√ 2 butir kemiri
√ 1 sdm ketumbar
√ 1 sdt garam
Cara Membuat :
Siapkan panci, alasi dengan beberapa lembar daun jati
Masukkan semua bahan kedalam panci (nangka, daging ayam)
Larutkan bumbu halus pada sedikit santan lalu tuangkan
ke dalam panci yang berisi nangka
Pada bagian atas letakkan daun salam, lengkuas dan sisa daun
jati
Rebus hingga santan sedikit tersisa dalam panci dan nangka
menjadi empuk
Masukkan telur rebus lalu rebus sebentar sampai santan
benar-benar kering
Matikan api dan angkat.
Areh:
Masukkan santan dan kaldu ke dalam panci, gunakan api
sedang
Tambahkan daun salam, lengkuas, serai, dan bumbu halus. Aduk hingga
rata. Masak hingga mendidih, jaga jangan sampai santan pecah. Angkat. Sisihkan.
Penyajian :
Sajikan gudeg dengan siraman areh dan telur bebek
di atasnya.
Lihat Juga Kuliner Lainnya Khas Jawa Tengah :
- Resep Tempe Mendoan Khas Banyumas
- Resep Wingko Babat Khas Semarang
- Resep Tahu Gimbal Khas Semarang
- Resep Gudangan Khas Klaten
- Resep Tongseng Khas Solo
- Resep Dawet Ayu Khas Banjarnegara
- Resep Garang Asem Khas Kudus
- Resep Bandeng Presto Khas Semarang
- Resep Onde-Onde Khas Mojokerto
- Resep Onde-Onde Ketawa Khas Mojokerto
- Resep Bakpia Khas Yogyakarta
- Resep Telur Pindang Khas Yogyakarta
- Resep Sambal Goreng Krecek Khas Yogyakarta
- Resep Nasi Pindang Khas Kudus
0 komentar:
Post a Comment