Kuliner Nusantara

Resep Dawet Ayu Khas Banjarnegara

0
Dawet Ayu adalah minuman khas dari Banjarnegara. Dawet Ayu mudah ditemukan di pasar-pasar tradisioanl. Es Dawet Ayu Asli Khas Banjarnegara lezat serta segar dan sangat cocok diminum pada cuaca panas, es dawet dapat diminum panas atau pun dingin dengan menambahkan es batu. Rasanya yang segar, inilah keistimewaan serta keunikan minuman tradisional khas Banjarnegara yang satu ini.
Asal usul nama Dawet Ayu terdapat beberapa versi, diantaranya:
Versi I
Ketua Dewan Kesenian Banjarnegara Tjundaroso mengatakan, dawet Banjarnegara menjadi terkenal awalnya dari lagu yang diciptakan seniman Banjarnegara bernama Bono berjudul ”Dawet Ayu Banjarnegara”. Pada tahun 1980-an, lagu dipopulerkan kembali oleh Grup Seni Calung dan Lawak Banyumas Peang Penjol yang terkenal di Karesidenan Banyumas pada era 1970-1980-an. Sejak itu kebanyakan orang di Karesiden Banyumas mengenal dawet Banjarnegara dengan julukan dawet ayu. Lirik lagunya sederhana, tetapi mengena. Lagu bercerita tentang seorang adik yang bertanya kepada kakaknya mau piknik ke mana? Jangan lupa beli dawet Banjarnegara yang segar, dingin, dan manis.
Versi II
Ada cerita lain lagi soal kemunculan nama dawet ayu. Ahmad Tohari mengatakan, berdasarkan cerita tutur turun-temurun, ada sebuah keluarga yang berjualan dawet sejak awal adab ke-20. Generasi ketiga pedagang itu terkenal karena cantik. Maka, dawet yang dijual pun disebut orang sebagai dawet ayu.
Versi Ketiga III
Keterangan Tohari sejalan dengan keterangan tokoh masyarakat Banyumas, Kiai Haji Khatibul Umam Wiranu. Menurut Wiranu, nama dawet ayu muncul dari pedagang yang bernama Munardjo. Istrinya cantik sehingga dawetnya disebut dawet ayu. Mereka sudah meninggal pada tahun 1960-an.
Perbedaan dawet ayu dengan es dawet ayu dengan es dawet jepara adalah;
Jika Es Dawet Jepara menggunakan sagu aren, maka sedikit berbeda dengan Es Dawet Ayu khas Banjarnegara yang menggunakan tepung beras dan tepung beras ketan.


DAWET AYU

Bahan :
  √  1 bks tepung hunkwe (Sagu Aren)
  √  600 ml air
  √  2 lembar pandan untuk pewangi santan
  √  100 ml air daun pandan suji
  √  1/2 sdt garam
  √  500 gr gula merah, iris-iris
  √  700 ml air untuk cendol
  √  es batu secukupknya

Peralatan :
  √  Cetakan Cendol atau Saringan berlubang besar (atau bisa buat sendiri dengan dilubangi paku)
  √  Baskom
  √  Sendok Kayu untuk mengaduk adonan

Bahan Gula Merah :
  √  500 gr Gula Merah atau Gula Aren di - iris dan direbus (jika kurang manis bisa ditambah Gula Pasir)

Santan :
  √  1000 ml santan
  √  1/2 sdt garam
  √  2 lbr daun pandan

Cara Membuat :
Campur tepung hunkwe, air daun pandan suji, dan garam, aduk rata sampai tepung hunkwe larut.
Masak campuran tepung sambil terus diaduk sampai adonan menggumpal dan matang.
Siapkan air es dalam baskom dan cetakan cendol. Tuang sedikit-sedikit adonan cendol, tekan-tekan sampai cendol keluar ke dalam baskom. Lakukan sampai adonan habis.
Rebus gula merah dan air sampai gula larut, angkat dan saring. Sisihkan.
Rebus santan, garam, dan daun pandan dengan api kecil sambil terus diaduk sampai mendidih. Angkat dan dinginkan.

0 komentar: