Bakpia adalah makanan yang terbuat
dari campuran kacang hijau dengan gula, yang dibungkus dengan tepung, lalu dipanggang.
Istilah bakpia sendiri adalah berasal dari dialek Hokkian yaitu dari kata
"bak" yang berarti daging dan "pia" yang berarti kue, yang
secara harfiah berarti roti berisikan daging. Di beberapa daerah di Indonesia, makanan yang
terasa legit ini dikenal dengan nama pia atau kue pia.
Bakpia termasuk salah satu masakan yang populer dari
keluarga Cina atau Tionghoa. Bakpia yang cukup dikenal salah satunya berasal
dari daerah Pathok (Pathuk), Yogyakarta. Mengingat
masyarakat Jogja cukup banyak yang beragama Islam, pada perkembangannya, isi
bakpia yang semula daging babi pun diubah menjadi kacang hijau. Kemudian
rasa-rasa dari bakpia dikembangkan menjadi cokelat, keju, kumbu hijau, dan
kumbu hitam.
Di desa Pathok, dulunya penduduk tidak mengenal istilah
"merek", sehingga bakpia yang dijual hingga saat ini berlabel
"nomor rumah produsen", misalnya nomor 75. Lalu muncul beberapa merek
bakpia yang bukan dari nomor rumah, seperti Djava dan lain-lain.
Lezatnya rasa bakpia menjadikan kue ini menjadi salah satu
favorit para wisatawan yang berkunjung ke Jogja. Bakpia bisa didapatkan di toko
bakpia atau toko yang menjual oleh-oleh khas Yogyakarta.
Ada lebih dari 100 merek bakpia. Bakpia yang paling terkenal
adalah Bakpia Kurniasari, Bakpia 145, Bakpia 75, Bakpia 25, Bakpia Merlino,
Bakpia Djava, dan Bakpia
Kencana, dll. Masing-masing merek memiliki ciri khas yang unik.
Bakpia Phatok (Phatuk)
Bahan-bahan :
Bahan kulit :
√ 125 gram tepung terigu rendah protein
√ 65 gram tepung terigu tinggi protein
√ 100 ml air
√ 2 sendok makan gula pasir
√ 1/2 sendok makan garam
√ 200 ml minyak sayur
(untuk campuran adonan 50 ml dan untuk rendaman 150
ml)
Bahan Lapisan :
√ 65 gram tepung terigu rendah protein
√ 25 ml minyak sayur
√ 1/2 sendok makan margarine
Bahan Isian :
√ 100 gram kacang ijo/kacang hijau yang telah dikupas (rendam
semalaman)
√ 150 ml santan (dari 1/2 butir kelapa)
√ 1/8 sendok teh garam
√ 1 lembar daun pandan
√ 25 gram gula pasir
√ 50 gram gula merah atau gula jawa
√ 1 sendok makan minyak
Cara Membuat Bakpia Pathok Khas Jogja :
Membuat Bahan Isian Bakpia :
Kukus kacang ijo yang sudah
ditiriskan, selama kurang lebih 20 menit sampai kacang mengembang, lalu
angkat.
Masukan gula pasir, gula merah, garam, santan dan daun
pandan, masak hingga mengental rata (kalis), tambahkan minyak sebelum api
dimatikan.
Aduk campuarn tersebut hingga mengental rata (kalis) dan licin.
Angkat lalu tunggu sampai agak dingin lalu bentuklah menjadi bola-bola kecil.
Membuat Bahan Lapisan Bakpia :
Aduk semua bahan lapisan
hingga rata, lalu sisihkan.
Membuat Bahan Kulit Bakpia :
Panaskan air tidak sampai
mendidih, masukan gula aduk sampai gula larut semua dan merata lalu angkat.
Campurkan terigu dan garam hingga rata, tuangakan air larutan gula sedikit demi
sedikit sambil diuleni hingga merata.
Tuangkan minyak sayur sambil diuleni hingga merata dan
kalis.
Ambil adonan kira-kira 10 gram. Pipihkan adonan, lalu ambil
sedikit adonan lapisan, ratakan diatas permukaan adonan sebelumnya hingga rata.
Lipat adonan dan rekatkan ujungnya membentuk bulatan.
Rendam adonan bulat ke dalam minyak yang tersisa selama
kira-kira 15 menit.
Pipihkan adonan sampai agak tipis, lalu isi dengan adonan
bahan isian, bentuk bulat pipih.
Panggang adonan yang sudah diisi kedalam oven dengan
temperatur 200 derajat C smapai matang kira-kira 15-20 menit.
Agar warna kuning
merata di bagian atas bakia anda bisa membolak-balik adonan. Sekiranya sudah
sesuai keinginan angkat.
Lihat Juga Kuliner Lainnya Khas Jawa Tengah :
- Resep Tempe Mendoan Khas Banyumas
- Resep Wingko Babat Khas Semarang
- Resep Tahu Gimbal Khas Semarang
- Resep Gudangan Khas Klaten
- Resep Tongseng Khas Solo
- Resep Dawet Ayu Khas Banjarnegara
- Resep Garang Asem Khas Kudus
- Resep Bandeng Presto Khas Semarang
- Resep Onde-Onde Khas Mojokerto
- Resep Onde-Onde Ketawa Khas Mojokerto
- Resep Telur Pindang Khas Yogyakarta
- Resep Sambal Goreng Krecek Khas Yogyakarta
- Resep Gudeg Khas Yogyakarta
- Resep Nasi Pindang Khas Kudus
0 komentar:
Post a Comment