Kuliner Nusantara

Panada adalah salah satu kue khas Manado yang populer selain klappertaart. Ada yang mengatakan kue ini merupakan pengaruh kuliner Belanda, namun ada juga yang mengatakan pengaruh kuliner Portugis karena bentuknya yang mirip kue pastel. Kue ini berupa kue pastel yang diisi dengan ikan laut cakalang dibumbu panpis. Bumbu panpis adalah ikan cakalang dimasak dengan bawang merah, daun jeruk, kemangi, cabe merah, daun bawang, sedangkan ikannya disuir kecil-kecil. Pembuatan panada terdiri atas bahan dan isi, kemudian digoreng dalam minyak hangat.
Kue panada sebenarnya bukan berasal dari kuliner Belanda, melainkan dari bangsa SpanyolPortugis yang datang ke Minahasa beberapa abad yang lalu. Dalam bahasa mereka, panada disebut empanada, yaitu isian makanan (ikan dll.) yang dibungkus roti.
Resep untuk membuat Panada awalnya dimiliki oleh Keluarga Besar Mandey yang adalah keturunan asli Minahasa pada masa itu.


RESEP PANADA

Bahan Kulit :
  √  250 gram tepung terigu protein sedang
  √  1/4 sendok teh baking powder
  √  1 sendok teh (4 gram) ragi instan
  √  1 sendok makan gula pasir
  √  1 butir telur
  √  1/2 sendok teh garam
  √  125 ml santan dari 1/4 butir kelapa
  √  minyak untuk menggoreng

Bahan Isi:
  √  150 gram ikan cakalang/ ikan tongkol
  √  1/8 sendok teh air jeruk nipis
  √  3 lembar daun jeruk, dibuang tulangnya
  √  1 batang serai, diambil putihnya, dimemarkan
  √  1 1/4 sendok teh garam
  √  1 sendok teh gula pasir
  √  100 ml santan dari 1/4 butir kelapa
  √  6 tangkai daun kemangi
  √  1 1/2 sendok makan minyak untuk menumis

Bumbu Halus :
  √  1 buah tomat kecil
  √  4 buah cabai merah
  √  2 buah cabai rawit merah
  √  5 butir bawang merah
  √  3 siung bawang putih
  √  2 cm jahe
  √  1 batang serai, diambil putihnya
  √  2 butir kemiri, disangrai

Cara Pengolahan :

Isi :
Lumuri ikan tongkol dengan air jeruk nipis. Diamkan 10 menit. Kukus 20 menit sampai matang. Angkat dan suwir-suwir.
Panaskan minyak. Tumis bumbu halus, daun jeruk, dan serai sampai harum. Masukkan ikan tongkol. Aduk rata.
Tambahkan garam, gula pasir, dan santan. Masak sampai meresap. Menjelang diangkat masukkan daun kemangi. Aduk sampai layu. Angkat. Dinginkan.

Kulit :
Campur tepung terigu, baking powder, ragi instan, dan gula pasir. Aduk rata. Masukkan telur, garam, dan santan sedikit-sedikit sambil diuleni sampai elastis. Diamkan 20 menit.
Timbang adonan masing-masing 20 gram. Bentuk bulat.
Pipihkan adonan. Beri isi. Pilin seperti pastel. Diamkan 20 menit.
Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan dengan api sedang sampai matang.
Rawon atau nasi rawon (karena selalu disajikan dengan nasi) adalah menu berupa sup daging dengan bumbu khas karena mengandung kluwek. Rawon, meskipun dikenal sebagai masakan khas Jawa Timur (seperti Surabaya), dikenal pula oleh masyarakat Jawa Tengah sebelah timur (daerah Surakarta).
Daging untuk rawon umumnya adalah daging sapi yang dipotong kecil-kecil. Bumbu supnya sangat khas Indonesia, yaitu campuran bawang merahbawang putihlengkuas (laos), ketumbarseraikunirlombokkluwekgaram, serta minyak nabati. Semua bahan ini (kecuali serai dan lengkuas) dihaluskan, lalu ditumis sampai harum. Campuran bumbu ini kemudian dimasukkan dalam kaldu rebusan daging bersama-sama dengan daging. Warna gelap khas rawon berasal dari kluwek.
Rawon disajikan bersama nasi, dilengkapi dengan tauge kecil, daun bawangkerupuk udang, daging sapi goreng (empal) dan sambal.
Di Daerah Jawa Timur banyak dijumpai penjual Rawon, terutama rawon Pasuruan banyak yang terkenal.


RAWON NGULING

Bahan :
  √  600 gram daging sapi pilihan atau daging untuk rawon(sandung lamur)
  √  2 liter air
  √  2 lembar daun salam
  √  3 batang serai, memarkan
  √  3 cm lengkuas, memarkan
  √  5 lembar daun jeruk
  √  3 sdm minyak untuk menumis

Bumbu halus :
  √  5 butir bawang merah
  √  3 siung bawang putih
  √  4 buah cabai merah
  √  2 butir kemiri
  √  1 sdt ketumbar
  √  4 buah keluwak tua, kukus, ambil isinya
  √  2 cm jahe
  √  2 cm kunyit
  √  1 sdt terasi matang
  √  2 sdt garam
  √  2 tangkai daun bawang, potong-potong
  √  100 gram tauge pendek (tauge soto)
  √  2 butir telur asin

Cara membuat :
Pertama masak daging sapi bersamaan dengan daun salam, lengkuas, serai, serta daun jeruk, dan biarkan sampai empuk.  dan matang. kemudian Angkat daging, lalu potong tipis atau kecil-kecil.
Saring rebusan, lalu didihkan kembali bersama dengan irisan daging yang telah dipotong sebelumnya.
kemudian panaskan minyak secukupnya, dan tumis bumbu halus bersama dengan irisan daun bawang hingga harum dan matang. lalu Angkat, kemudian masukkan ke dalam kaldu daging yang telah dibuat tadi. kemudian Masak lagi dengan api kecil, sambil diaduk terus hingga mendidih kembali.
Dan untuk menyakijannya tuang rawon kedalam mangkuk, lalu taburkan tauge pendek (jika suka) di atasnya.
Rawon siap disajikan. tambahkan telur asin, kerupuk dan sambal terasi sebagai pendamping.


Nasi Timbel Atau dalam Bahasa Sunda adalah Sangu Timeul adalah masakan Indonesia Khas SundaJawa Barat, Nasi Timbel sama dengan Nasi pada umumnya, akan tetapi nasi timbel dibungkus dengan daun pisang, dan juga Nasi yang digunakan pun nasi yang Pulen dalam Bahasa Sunda, Biasanya Beras yang dipakai buat Nasi Timbel adalah jenis Beras Bagolo atau Beras Merah Campuran.
Nasi timbel, merujuk kepada cara memasak dengan membungkus nasi panas di dalam daun pisang. Panas nasi menjadikan aroma daun pisang luruh dan menambah aroma nasi. Caranya hampir sama dengan membuat lontong; ditekan, dipadatkan, dan digulung dengan daun pisang; biasnya disajikan bersama beberapa pilihan lauk-pauk teman nasi seperti ayam, bebek, atau merpati goreng, empal gepuk, jambal roti, tahu, tempe, sayur asem, lalab dan sambal. Nasi timbel pada perkembangannya mengilhami resep nasi bakar.


NASI TIMBEL

Bahan Nasi :
  √  300 gram beras
  √  500 ml air
  √  daun pisang untuk membungkus
  √  1/2 ekor ayam, dipotong 4 bagian
  √  4 buah tahu kuning
  √  150 gram tempe, dipotong 4×6 cm
  √  minyak untuk menggoreng

Bumbu Halus :
  √  4 siung bawang putih
  √  5 butir bawang merah
  √  1 sendok teh ketumbar bubuk
  √  300 ml air
  √  1 sendok teh garam

Bahan Sambal, Ulek:
  √  6 buah cabai merah keriting, digoreng
  √  2 siung bawang putih, digoreng
  √  3 butir bawang merah, digoreng
  √  5 buah cabai rawit merah, digoreng
  √  2 sendok teh terasi, digoreng
  √  1/2 sendok teh gula merah
  √  1/4 sendok teh garam

Pelengkap:
  √  1 buah mentimun, dipotong-potong
  √  1 ikat daun kemangi, dipetiki daunnya
  √  4 buah terung gelatik
  √  1 ikat selada
  √  1 buah tomat, dipotong-potong

Cara membuat :
Nasi, didihkan air. Tambahkan beras. Aduk sampai air meresap. Angkat. Kukus 30 menit sampai matang. Angkat.
Ambil selembar daun pisang. Taruh 5 sendok makan nasi. Gulung. Puntir ujung  daun kanan dan kiri. Masukkan ke bagian tengah sambil didorong ke dalam. Sisihkan.
Lumuri ayam, tahu dan tempe dengan bumbu halus. Diamkan 15 menit. Sisihkan.
Panaskan minyak, goreng ayam, tahu, dan tempe hingga matang. Angkat, tiriskan.
Sajikan nasi timbel bersama  ayam, tahu, tempe, sambal, dan pelengkapnya
Dawet Ayu adalah minuman khas dari Banjarnegara. Dawet Ayu mudah ditemukan di pasar-pasar tradisioanl. Es Dawet Ayu Asli Khas Banjarnegara lezat serta segar dan sangat cocok diminum pada cuaca panas, es dawet dapat diminum panas atau pun dingin dengan menambahkan es batu. Rasanya yang segar, inilah keistimewaan serta keunikan minuman tradisional khas Banjarnegara yang satu ini.
Asal usul nama Dawet Ayu terdapat beberapa versi, diantaranya:
Versi I
Ketua Dewan Kesenian Banjarnegara Tjundaroso mengatakan, dawet Banjarnegara menjadi terkenal awalnya dari lagu yang diciptakan seniman Banjarnegara bernama Bono berjudul ”Dawet Ayu Banjarnegara”. Pada tahun 1980-an, lagu dipopulerkan kembali oleh Grup Seni Calung dan Lawak Banyumas Peang Penjol yang terkenal di Karesidenan Banyumas pada era 1970-1980-an. Sejak itu kebanyakan orang di Karesiden Banyumas mengenal dawet Banjarnegara dengan julukan dawet ayu. Lirik lagunya sederhana, tetapi mengena. Lagu bercerita tentang seorang adik yang bertanya kepada kakaknya mau piknik ke mana? Jangan lupa beli dawet Banjarnegara yang segar, dingin, dan manis.
Versi II
Ada cerita lain lagi soal kemunculan nama dawet ayu. Ahmad Tohari mengatakan, berdasarkan cerita tutur turun-temurun, ada sebuah keluarga yang berjualan dawet sejak awal adab ke-20. Generasi ketiga pedagang itu terkenal karena cantik. Maka, dawet yang dijual pun disebut orang sebagai dawet ayu.
Versi Ketiga III
Keterangan Tohari sejalan dengan keterangan tokoh masyarakat Banyumas, Kiai Haji Khatibul Umam Wiranu. Menurut Wiranu, nama dawet ayu muncul dari pedagang yang bernama Munardjo. Istrinya cantik sehingga dawetnya disebut dawet ayu. Mereka sudah meninggal pada tahun 1960-an.
Perbedaan dawet ayu dengan es dawet ayu dengan es dawet jepara adalah;
Jika Es Dawet Jepara menggunakan sagu aren, maka sedikit berbeda dengan Es Dawet Ayu khas Banjarnegara yang menggunakan tepung beras dan tepung beras ketan.


DAWET AYU

Bahan :
  √  1 bks tepung hunkwe (Sagu Aren)
  √  600 ml air
  √  2 lembar pandan untuk pewangi santan
  √  100 ml air daun pandan suji
  √  1/2 sdt garam
  √  500 gr gula merah, iris-iris
  √  700 ml air untuk cendol
  √  es batu secukupknya

Peralatan :
  √  Cetakan Cendol atau Saringan berlubang besar (atau bisa buat sendiri dengan dilubangi paku)
  √  Baskom
  √  Sendok Kayu untuk mengaduk adonan

Bahan Gula Merah :
  √  500 gr Gula Merah atau Gula Aren di - iris dan direbus (jika kurang manis bisa ditambah Gula Pasir)

Santan :
  √  1000 ml santan
  √  1/2 sdt garam
  √  2 lbr daun pandan

Cara Membuat :
Campur tepung hunkwe, air daun pandan suji, dan garam, aduk rata sampai tepung hunkwe larut.
Masak campuran tepung sambil terus diaduk sampai adonan menggumpal dan matang.
Siapkan air es dalam baskom dan cetakan cendol. Tuang sedikit-sedikit adonan cendol, tekan-tekan sampai cendol keluar ke dalam baskom. Lakukan sampai adonan habis.
Rebus gula merah dan air sampai gula larut, angkat dan saring. Sisihkan.
Rebus santan, garam, dan daun pandan dengan api kecil sambil terus diaduk sampai mendidih. Angkat dan dinginkan.
Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.
Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. 
Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.
Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina sedangkan "koh", yaitu sebutan untuk lelaki muda keturunan Cina.
Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Ia kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.
Namun cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16. Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan Jerman pada abad 18. Selain itu Sultan Mahmud Badaruddin baru lahir tahun 1767. Juga singkong sebagai bahan baku sagu baru dikenal pada zaman penjajahan Portugis dan baru dibudidayakan secara komersial tahun 1810. Walaupun begitu sangat mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan Cina seperti baso ikan, kekian ataupun ngohyang.
Pada awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.
Pada perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan sungai lainnya, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti Tenggiri, Kakap Merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah. Juga sudah ada yang menggunakan ikan dencis , ikan lele serta ikan tuna putih.


PEMPEK

Bahan Pempek :
  √  500 gram daging ikan tengiri
  √  500 gram tepung kanji
  √  1/2 sendok makan garam
  √  4 butir telur (untuk jenis kapal selam)
  √  1/2 sendok teh bumbu penyedap
  √  75 cc air
  √  100 gram ebi
  √  250 cc air, dipanaskan
  √  500 gram mi basah
  √  2 liter air
  √  50 gram soun
  √  250 cc air, dipanaskan
  √  2 buah timun


Saus Asam :
  √  150 gram asam
  √  1500 cc air
  √  50 gram bawang putih
  √  1 1/2 sendok makan garam
  √  250 gram gula merah
  √  75 gram cabai rawit


Cara Membuat :


Pempek:
Campur gilingan daging ikan belida/tengiri, tepung kanji, garam, dan bumbu penyedap, aduk rata, lalu tuangi air sedikit-sedikit sambil diuleni hingga adonan dapat dibentuk dan tidak melekat di tangan, bagi adonan menjadi 3 bagian, sisihkan.
Jenis lenjeran:
Adonan dibentuk bulat panjang, bergaris tengah 2,5 cm dan panjang 10 cm, lalu masukkan dalam air mendidih, rebus hingga matang, angkat.
Jenis adaan:

Tambahkan irisan daun bawang secukupnya, aduk rata, lalu adonan dibentuk bulat seperti bola pingpong, masukkan dalam air mendidih, rebus hingga matang, angkat
Jenis kapal selam:

Pipihkan adonan untuk membentuk kantong dengan dinding setebal 0,5 cm, lalu tuangkan sebagian telur kocok ke dalamnya melalui wadah yang bercorong agar tidak menyentuh bagian atas adonan.
Lekatkan kantong hati-hati, jaga agar telur tidak keluar, lalu masukkan dalam air mendidih, rebus hingga matang, angkat.

Setelah semuanya siap, goreng pempek dalam minyak panas hingga kecoklatan, angkat.
Mi basah:
Didihkan air, lalu masukkan mi basah, aduk dengan sumpit hingga mendidih dan matang, angkat,
tiriskan.
Soun:

Rendam soun dengan air panas hingga lunak, tiriskan.
Ebi bubuk:

Rendam ebi dalam air panas selama 15 menit, angkat, tiriskan, lalu haluskan dan sangrai hingga kering.
Timun:

Buang ujung-ujungnya, belah jadi 2, korek bijinya keluar, lalu potong berbentuk dadu kecil.
Saus asam:
Didihkan air, masukkan asam dan gula merah, masak hingga larut, lalu saring.
Haluskan cabai rawit, bawang putih, dan garam, masukkan dalam larutan asam tadi, lalu didihkan hingga bumbu
matang.

Biasanya pempek disajikan bersama-sama dengan mie basah, soun, ebi bubuk, timun, dan saus asam.