Kuliner Nusantara


Di berbagai wilayah pesisir dan dataran rendah di Papua, sagu merupakan bahan dasar dalam berbagai makanan. Sagu bakar, sagu lempeng, dan sagu bola, menjadi sajian yang paling banyak dikenal di berbagai pelosok Papua, khususnya dalam tradisi kuliner masyarakat adat di Kabupaten Mappi, Asmat, hingga Mimika.
Papeda merupakan salah satu sajian khas sagu yang jarang ditemukan. Antropolog sekaligus Ketua Lembaga Riset Papua, Johszua Robert Mansoben, menyatakan bahwa papeda dikenal lebih luas dalam tradisi masyarakat adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari.
Papeda adalah makanan berupa bubur sagu khas Maluku dan Papua yang biasanya disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan kunyit. Papeda berwarna putih dan bertekstur lengket menyerupai lem dengan rasa yang tawar. Papeda merupakan makanan yang kaya serat, rendah kolesterol dan cukup bernutrisi.
Pada umumnya, papeda dikonsumsi bersama dengan ikan tongkol. Namun, papeda dapat juga dikombinasikan dengan ikan gabuskakap merah, bubara, hingga ikan kue. Selain kuah kuning dan ikan, bubur papeda juga dapat dinikmati dengan sayur ganemo yang diolah dari daun melinjo muda yang ditumis dengan bunga pepaya muda dan cabai merah.



PAPEDA IKAN KUAH KUNING

Bahan membuat papeda :
  √  100 gr tepung sagu
  √  1000 cc air
  √  1/2 sdt garam
  √  1/2 sdt gula

Cara Membuat Papeda :
Cairkan tepung sagu dengan 300 ml air
Tambahkan garam dan gula
Didihkan sisa air
Tuang air yang sudah mendidih ke dalam larutan tepung sagu, aduk perlahan sehingga sagu matang merata
Papeda dikatakan sudah matang jika sudah berwarna bening jika masih belum merata matangnya adonan bisa dimasak di atas api kecil sambil terus diaduk
Jika sudah bening angkat dan sajikan hangat.

Ikan Kuah Kuning Sebagai Pelengkap Papeda
Bahan :
  √  1/2 kg ikan tongkol, bersihkan dan rendam dengan jeruk nipis dan garam
  √  1 buah jeruk nipis, peras
  √  kemangi, siangi
  √  cabe rawit hijau, buang batangnya
  √  2 sdm minyak untuk menumis
  √  1 batang sereh, memarkan
  √  2 lembar daun salam
  √  600 ml air matang

Bumbu yang dihaluskan:
  √  2 siung bawang putih
  √  4 buah bawang merah
  √  3 buah kemiri
  √  2 cm jahe
  √  2 cm kunyit
  √  1 sdm gula pasir
  √  1 sdt sdm garam

Cara membuatnya :
Tumis bumbu yang sudah dihaluskan beserta sereh dan salam hingga harum dan matang
Tambahkan air matang, masak hingga mendidih
Masukkan ikan, garam, gula dan cabe rawit, masak hingga ikan matang
Sesaat sebelum masakan diangkat, tambahkan daun kemangi dan jeruk nipis, aduk rata
Sajikan sebagai pelengkap papeda
Coto Makassar atau Coto Mangkasara adalah makanan tradisional Makassar, Sulawesi Selatan. Makanan ini terbuat dari jeroan (isi perut) sapi yang direbus dalam waktu yang lama. Rebusan jeroan bercampur daging sapi ini kemudian diiris-iris lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus. Coto dihidangkan dalam mangkuk dan dimakan dengan ketupat dan "burasa".


SOTO MAKASSAR/ COTO MANGKASARA

Bahan :
  √  3 sdm Minyak, untuk menumis
  √  250 g Daging Sapi bagian has dalam, rebus, tiriskan, potong dadu ukuran 1 cm, sisihkan air rebusannya untuk kaldu, bila perlu tambahkan dengan air hingga jumlahnya 11/2 L
  √  250 g Hati Sapi, rebus, tiriskan, potong dadu ukuran 1 cm
  √  250 g Usus Sapi, rebus, tiriskan, potong dadu ukuran 1 cm
  √  250 g Limpa Sapi, rebus, tiriskan, potong dadu ukuran 1 cm
  √  250 g Jantung Sapi, rebus, tiriskan, potong dadu ukuran 1 cm
  √  250 g Babat Sapi, rebus, tiriskan, potong dadu ukuran 1 cm
  √  250 g Kacang Tanah, sangrai, haluskan

Bumbu, haluskan :
  √  5 sdm Ketumbar butiran, sangrai
  √  1 sdm Jintan bubuk
  √  1 sdm Merica bubuk
  √  5 bt Serai, ambil bagian putihnya, iris tipis
  √  4 cm Lengkuas
  √  5 siung Bawang Putih
  √  1½ sdt Garam

Sambal taoco, haluskan :
  √  5 sdm Taoco
  √  4 butir Bawang Merah, goreng
  √  4 buah Cabai Merah, goreng
  √  4 buah Cabai Rawit merah, goreng

Pelengkap :
  √  2 batang Daun Bawang, iris tipis
  √  2 batang Daun Seledri, cincang halus
  √  1 sdt Cuka masak
  √  1 sdt air Jeruk Nipis
  √  2 sdm Bawang Merah goreng, siap pakai

Cara membuat :
Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum dan matang.
Masukkan daging, hati, usus, limpa, jantung, dan babat, aduk rata.
Tuangkan kaldu daging sapi, didihkan. Masak hingga semua bahan matang, angkat.
Sajikan panas dengan sambal taoco dan pelengkap.
Ada berbagai jenis dan variasi resep soto mie, yang dapat dibuat dari bahan ayam, daging sapi, atau jeroan sapi seperti babat, urat, atau kaki sapi. Kadang mi kuning terigu diganti dengan bihun atau campuran keduanya, ditambahi irisan kentang rebus, tomat, telur ayam rebus, kacang, dan tauge. Kuah kaldu disiramkan ke campuran bahan ini. Kuah dibuat dari kaldu sapi atau ayam dengan tambahan bumbu-bumbu. Bahan pelengkap soto mie misalnya jeruk nipis, sambal, bawang goreng, cuka, kecap manis, dan emping.
Jenis soto mie paling terkenal di Indonesia berasal dari kota BogorJawa Barat. Bahan utama soto mie Bogor adalah urat kaki sapi, babat, dan mi, ditambahi irisan risoles sederhana berisi sayur dan bihun, tomat, kol, kentang, dan seledri.



SOTO-MIE BOGOR

Bahan :
  √  300 gram daging sengkel
  √  200 gram babat, direbus
  √  200 gram usus, direbus
  √  200 gram paru, direbus
  √  2 sendok teh asam jawa
  √  5 lembar daun salam
  √  3 cm jahe, dimemarkan
  √  1.500 ml air kaldu dari rebusan daging sengkel
  √  2.000 ml santan dari 1 butir kelapa
  √  5 lembar daun jeruk, dibuang tulangnya
  √  3 batang serai, diambil putihnya, dimemarkan
  √  2 batang daun bawang, dipotong-potong
  √  4 sendok teh garam
  √  1/2 sendok teh merica bubuk
  √  1 blok kaldu sapi
  √  1 sendok teh gula pasir
  √  3 sendok makan minyak untuk menumis

Bumbu Halus :
  √  14 butir bawang merah
  √  8 siung bawang putih
  √  4 cm kunyit, dibakar
  √  5 butir kemiri, disangrai
  √  1 sendok teh ketumbar

Pelengkap :
  √  5 sendok makan bawang merah goreng
  √  2 batang daun bawang, diiris
  √  3 tangkai seledri, diiris
  √  5 sendok makan kecap manis
  √  100 gram emping goreng
  √  5 buah jeruk nipis

Sambal Cabai Rawit :
  √  12 buah cabai rawit merah
  √  3 buah bawang merah
  √  1/2 sendok teh garam
  √  1/4 sendok teh gula pasir

Cara membuat :
Rebus babat, usus, paru, asam jawa, daun salam, jahe, 1 sendok makan garam, dan 1 sendok teh gula pasir dengan air sampai meresap dan empuk. Angkat. Tiriskan.
Rebus daging sengkel hingga empuk. Saring airnya.
Didihkan santan. Masukkan daging sengkel, babat, usus, dan paru. Masak sampai matang.
Tumis bumbu halus, daun jeruk, dan serai sampai harum. Tuang ke dlam rebusan santan. Biarkan di atas api kecil sampai matang.
Masukkan daun bawang, garam, merica bubuk, kaldu sapi blok, dan gula pasir. Masak sampai mendidih dan meresap. Matikan api. Potong-potong daging, paru, babat, dan usus.
Sambal cabai rawit, rebus cabai rawit merah dan bawang merah sampai layu. Angkat. Tambahkan garam dan gula pasir. Haluskan.
Sajikan soto bersama potongan daging, pelengkap dan sambal cabai rawit.


Sate Maranggi adalah sate khas Purwakarta, Jawa Barat biasanya terbuat dari daging kambing atau daging sapi. Namun ada juga yang berpendapat bahwa sate maranggi berasal dari Cianjur.
Penjaja sate maranggi dapat ditemukan hampir di setiap sudut Purwakarta, sebagian menajajakan dengan cara berkeliling. Yang membedakan sate maranggi dengan sate lainnya adalah bumbunya terbuat dari kecap yang memiliki cita rasa paduan manis, asam, dan pedas yang menyentuh lidah kala menikmati sate berbumbu khas ini. Paduan rasa yang menggoda selera ini muncul karena bumbu sate maranggi terbuat dari kecapsambal cabai hijau ditambah sedikit cuka lahang (cuka yang terbuat dari aren). Saat disajikan, bumbu kecap itu dilengkapi dengan irisan bawang merah dan tomat segar.
Biasanya sate maranggi dihidang dengan ketan bakar, sambal oncom atau nasi timbel.
Sate maranggi bisa dibilang sate paling kaya. Dagingnya sendiri dari daging has dalam yang berlumur kelapa, masih pula ditambah oncom dan uli. Rasanya memang unik dan berbeda jika dibanding sate yang lain.


SATE MARANGGI KHAS PURWAKARTA

Bahan-bahan :
  √  400 gram daging has dalam, dipotong 2 x 2 x 1 cm
  √  150 gram lemak sapi, dipotong 2 x 2 x 1 cm
  √  2 sendok teh minyak goreng
  √  4 sendok makan kecap manis
  √  26 buah tusuk sate

Bumbu Halus :
  √  1 1/2 sendok makan ketumbar
  √  1 sendok teh garam
  √  75 gram gula merah, disisir halus

Bahan Sambal Oncom :
  √  250 gram oncom, dihaluskan
  √  1.000 ml air

Bumbu Halus :
  √  4 butir bawang merah
  √  5 buah cabai rawit merah
  √  5 buah cabai merah keriting
  √  1 3/4 sendok teh garam
  √  1 1/4
  √  4 cm kencur
  √  2 cm jahe

Bahan Pelengkap :
  √  6 potong uli bakar

Cara membuat :
Sate :
Rendam daging dan lemak dalam campuran bumbu halus, minyak, dan kecap manis. Remas-remas. Aduk rata. Diamkan 1 jam dalam lemari es.
Tusuk dengan tusukan sate. Bakar sambil diolesi sisa bumbu sampai matang.
Sambal oncom :
Rebus air dan bumbu halus sampai mendidih. Tambahkan oncom. Aduk rata sampai matang.
Sajikan sate setelah disiram sambal oncom dan uli bakar.

Lawar adalah masakan berupa campuran sayur-sayuran dan daging cincang yang dibumbui yang berasal dari Bali. Makanan ini lazim disajikan dalam rumah tangga di Bali atau dijual secara luas di rumah-rumah makan dengan sebutan lawar Bali. Lawar dibuat dari daging yang dicincang, sayuran, sejumlah bumbu-bumbu dan kelapa. Kadang-kadang di beberapa jenis lawar diberikan unsur yang dapat menambah rasa dari lawar itu yaitu darah dari daging itu sendiri. Darah tersebut dicampurkan dengan bumbu-bumbu tertentu sehingga menambah lezat lawar tersebut. Lawar sendiri tidak dapat bertahan lama makanan ini jika didiamkan di udara terbuka hanya bertahan setengah hari.
Penamaan lawar sebenarnya ada beberapa jenis, sesuai dengan bahannya, antara lain:
Lawar Siap (Lawar Ayam) - Lawar yang menggunakan daging ayam sebagai bahan utama.
Lawar Celeng (Lawar Babi) - Lawar yang menggunakan daging babi sebagai bahan utama.
Lawar Penyu - Lawar yang menggunakan daging penyu sebagai bahan utama (untuk kelestarian lingkungan, dianjurkan untuk tidak menggunakan daging penyu, kecuali benar-benar untuk keperluan upacara/upakar).
Lawar Barak (Lawar Merah) - Lawar yang menggunakan darah sebagai bahan campuran, sementara dagingnya bisa salah-satu diantara ketiga jenis daging di atas.
Lawar Putih - Lawar yang tidak menggunakan darah sama sekali, di samping memang ada jenis upacara/ upakar yang mengharuskan penggunaan lawar putih, ada juga yang tidak suka menggunakan darah sebagai bahan campuran.
Lawar, variatif antara satu daerah dengan daerah lainnya di Bali. Misalnya: antara lawar khas Tabanan dengan Karangasem mungkin agak berbeda, antara lawar khas Gianyar dengan Buleleng juga agak berbeda.
Di Badung dan Gianyar misanya, mungkin ada yang memakai campuran kacang panjang. Sedangkan di Buleleng tidak, sayurnya sendiri dibuat terpisah—disebut “jejeruk”—yang biasanya terbuat dari nangka muda, kacang panjang atau kates.
Belakangan, terutama di restoran, café dan warung makan, lawar sudah sangat variatif, rasanyapun kerap terasa agak berbeda, mungkin karena bumbu, bahan dan prosesnya sudah jauh lebih disederhanakan. Dari sekian warung nasi lawar yang pernah saya coba, saya belum pernah menemukan ada campuran hati dan usus. Masuk akal, karena bagaimanapun juga pedagang tentu berusaha mencari laba, baik melalui pengurangan bahan maupun penyederhaan proses.
Satu hal yang membuat aroma rasa lawar Bali asli itu khas dan berbeda adalah: adanya campuran hati, usus dan kelapa muda bakar, yang memang memiliki aroma khas. Tanpa ketiganya, lawar akan terasa kurang sedap.


LAWAR

Ada beberapa bahan yang bisa ditambahkan atau dikurang sesuai selera, namun jika menginginkan lawar yang rasanya benar-benar seenak lawar asli buatan Bali, sebaiknya diusahakan agar bahannya lengkap.

Berikut adalah bahan lengkap yang diperlukan:
1 butir kelapa muda yang (dagingya masih agak lembek, di Bali disebut ”kuwud”)
2 butir kelapa sedang (sudah tidak lembek lagi namun belum tua).
Darah babi/ayam secukupnya (jika mau bikin lawar barak, jika mau lawar putih berarti tidak perlu darah)
1 kg Kulit Babi (jika mau bikin lawar babi, jika mau bikin lawar ayam berarti tidak diperlukan)
1/2 kg usus babi/ayam
1/2 kg hati babi/ayam
Kacang Panjang

Bumbu:
ada 3 kelompok bumbu yang diperlukan, yaitu:

1. Bumbu Utama (basa gede) :
  √  Laos
  √  Kencur
  √  Jahe
  √  Kunyit
  √  Bawang putih
  √  Bawang merah
  √  Kemiri
  √  Lada hitam + lada putih

2. Bumbu Penggurih (basa penyangluh) :
  √  Laos
  √  Kencur
  √  Bawang putih
  √  Kemiri

3. Bumbu Embe :
  √  Bawang merah
  √  Bawang putih
  √  Cabe
  √  Terasi
  √  Jeruk limau


Cara Membuat :

Ada 3 langkah utama yang perlu dilakukan untuk membuat lawar Bali:

Tahap I : Olah Bahan Utama
Sebutir kelapa muda yang telah dikupas, dipotong menjadi 4 lempengan daging kelapa, lalu dibakar kurang lebih 5 menit dengan api sedang (jangan sampai gosong). 
Kelapa bakar diiris tipis serong lalu di rajang setengah halus (namun tidak sehalus kelapa parut). Simpan di mangkok atau piring.
Sebutir kelapa sedang yang telah dikupas, diparut, lalu diremas-remas seperti membuat santan hingga semua air dan minyaknya keluar.
Sedangkan ampas kelapanya di simpan bersama-sama dengan kelapa bakar yang telah di cincang tadi.
Satu kilogram kulit babi (jika mau buat lawar babi), direbus hingga matang. Ciri kulit babi yang sudah matang adalah kaku. Setelah kulit matang, diris tipis-tipis seukuran dengan irisan kelapa muda bakar tadi. Selesai diiris, gabung dengan kelapa muda dan ampas perasan kelapa. Jika mau bikin lawar ayam, berarti proses ini tidak diperlkan.
Setengah kilogram usus dan setengah kilogram hati babi/ayam ditusuk-tusuk lalu dibakar hingga cukup matang. Ciri usus dan hati yang sudah cukup matang, tidak mengeluarkan air lagi dan menjadi kaku. Jangan sampai gosong. Setelah matang, baik hati maupun usus diiris-iris seukuran kulit babi di atas, lalu simpan dalam mangkok atau piring tersendiri.

Tahap II : Olah Bumbu Lawar
Bumbu Utama (basa gede) yang terdiri dari laos, kencur, jahe, kunyit, bawang putih, kemiri, lada hitam + lada putih, dirajang.
Bumbu Penggurih (basa penyangluh) yang terdiri dari laos, kencur, bawang putih, kemiri, ditambah dengan bumbu utama (basa gede) di atas ditumbuk bersama-sama hingga halus. Setelah halus, goreng dengan minyak kelapa (usahakan minya kelapa asli), hingga cukup matang. Setelah mengeluarkan aroma, tuang santan hasil perasan kelapa di Tahap I. diaduk-aduk dengan bumbu hingga merata dan kental (tidak ada kuah yang tersisa).
Bumbu Embe, bawang merah dan bawang putih diiris melintang tipis-tipis dan cabai dicincang kasar. Bawang dan cabai digoreng bersama-sama dengan terasi hingga matang (tapi tidak sampai gosong). Setelah matang disimpan di mangkok, tambahkan garam secukupnya, lalu diremas-remas.

Tahap III : Buat Adonan Lawar (Ngaduk Lawar)
Siapkan tempat adonan yang agak besar, bisa pakai mangkok/panci ukuran besar.
Masukan bahan utama (kelapa bakar cincang, kulit iris, usus iris, hati iris dan ampas kelapa) yang telah disiapkan di Tahap I ke dalam tempat adonan. Lalu diaduk hingga merata.
Masukan bumbu ke dalam tempat adonan yang sama bersama-sama dengan bahan utama, lalu diaduk hingga merata.
Masukan darah ayam/ babi secukupnya (jika mau bikin lawar barak/ merah) ke dalam tempat adonan yang sama, dicampur dengan bahan dan bumbu yang telah diaduk rata. Lalu diaduk sambil diremas-remas. Proses meremas-remas ini perlu supaya tidak ada darah yang menggumpal. Usahakan agar tidak terlalu banyak darah. Mungkin ini tergantung selera; di daerah Buleleng misalnya, mungkin lebih suka dengan lawar merah yang benar-benar merah (menggunakan darah yang cukup banyak), sedangkan di Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan biasanya tidak terlalu banyak darah. Catatan: Jika mau bikin lawar putih (tanpa darah), proses ini tidak diperlukan.
Peras jeruk limau yang sudah dibelah dua. Lakukan secara bertahap—jangan sampai terlalu banyak limau atau terlalu sedikit. Tambahkan seperlunya.
Terakahir, setelah bahan+bumbu+darah sudah dicampur rata, bumbu “embe” dituangkan ke dalam tempat adonan lawar, lalu dicampur hingga rata. Ada kalanya basa embe disisakan—untuk ditaburkan di atas lawar pada saat disajikan, atau disajikan terpisah, diwadahi piring kecil khusus embe, bisanya bersama-sama dengan garam, dan cabai yang masih utuh.



Lihat Kuliner Khas Bali Lainnya :